Selasa, 06 Maret 2018

Bahagia Tentang Cara Kita Menata

 Berterimakasihlah kepada setiap hari yang kita jalani, meski dihari itu ada rasa kecewa, duka, bahgia dan senyuman yang semuanya dicampur-campur menjadi satu dalam balutan yang namanya kehidupan. Kehidupan yang setiap harinya selalu mengajarkan kita tentang bagaimana sebenarnya dunia yang kita jalani.

langit biru, awan putih yang berarak, pohon-pohon hijau yang menari lemah gemulai mengikuti irama arah angin, burung-burung yang terbang ceria dan tentunya nafas yang masih kita hirup alah hal yang masih begitu patut kita syukuri, tapi sayang kadang kita lupa dan tidak tahu untuk mensyukurinya bagaimana hingga kita tak melihat damai di hari yang sedang kita jalani itu. Kata Syukur itu jauh dari hidup kita. Padahal Tuhan kita yang maha perencana itu telah mengatur skenario yang terbaik untuk setiap makhluknya, kita mendapat porsi kita masing, dan bukankah yang akan kita miliki tidak akan dimiliki orang lain, tetapi, kita tentu diwajibkan untuk berikhtiar semampu kita, semana yang kita sanggup.

Bahagia adalah tentang cara kita merasa, tentang cara kita menata, hati. Iya, segumpal darah yang dikatakan adalah raja dalam diri kita. Hati yang akan menata bagaimana jalannya perasaan ini, bagaimana caranya kita menjalani setiap hari-har lalu menjadikannya bahagia, lalu hingga pada akhirnya aku tahu, kenapa hati harus diberikan asupan yang cukup, karena hati adalah yang menata, dan asupannya adalah zikir,shalat dan baca Alquran.

Sabtu, 03 Maret 2018

Permata yang Tak Ternilai

Jika ada yang bertanya dalam hidupmu, apa yang paling bernilai untukmu? Tanpa harus menunggu jawabanmu, bagiku adalah keluargaku, mereka adalah permataku. Salah satu alasan terbesarku kenapa aku masih berada disini, di dunia ini hari ini.

Keluarga itu adalah seseuatu yang berjuta makna, disana ada beribu alasan untuk seseorang bertahan hidup dan berjuang untuk menghidupkan impiannya. Disana ada banyak alasan bagi kita untuk kembali pulang, kembali tertawa bahkan kecewa. Disana ada ragam alasan. Ketika dunia tidak bisa menmberikan kehangatan, tidak bisa memberikan rasa aman, tidak bisa memberikan ketenangan, tapi keluarga mampu memeluk kita, memenuhi apa yang ingin kita dapatkan .

Walaupun pada kenyataannya, kadang kita mendapati keluarga kita tidak sesuai dengan apa yang kita impikan, tidak seperti keluarga harapan, tidak dapat memenuhi apa yang kita inginkan. Ibu yang selalu cerewet, ayah yang tidak peduli, kakak yang seringkali membuat kita kesal, abang jangankan untuk peduli untuk kita ajak bicara bagai tembok atau sring tidak merespon dan memberikan jawaban, tidak bisa kita aja bicara karena dia terlalu sibuk dengan dunianya, terlalu sibuk tentang memikirkan alasan kenapa dia tidak mendapatkan sesuatu yang bagi orang lain itu mudah, terlalu sibuk dengan pertanyaan yang menggantung dengan kenapa. Dan, adik kecil yang sering menjengkelkan.

Padahal sejatinya sesuatu yang tidak mengenakkan itu terjadi karena mereka juga merasakan hal yang sama seperti kita, kita belum menjadi kebanggaan mereka, lalu, kita dengan egois menuntut mereka untuk menjadi kebanggaan bagi kita.

Lalu pertanyaannya, apakah itu sebuah keluarga impian, apakah ketika seperti itu seseornag selalu merindukan ingin pulang?

Mungkin tidak, rumah tidak lagi menjadi harapan indah, rumah tidak lagi menjadi tumpuan rindu dan rumah tidak lagi menjadi istana ternyaman. Tapi bisakah kita menemukan orang-orang yang begitu tulus menyayangi kita sedalam itu, orang-orang yang sudah berjuang menjaga kita dari sejak kita membuka mata, orang-orang yang rela selalu berbagi atap bersama kita, membagi kebahagiannya? Bisa saja ada, tapi tetap ketulusannya tidak seperti yang kita dapatkan di keluarga kita.

Keluarga adalah salah satu permata yang kita punya, tidak ada nilainya dengan seluruh harta yang kita miliki, walau akhirnya keluarga akan menyebar dan jauh, tapi ikatannya tidak akan pernah jauh, dia masih tinggal hingga pada akhirnya.

Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...