Kamis, 24 Agustus 2017

Catatan Rindu




Tak ingin kuberikan celah untukmu, duhai rindu mengertilah.Hadirmu itu berat membebani hatiku, Kau hadir mengelabui hariku, memberikan kelam, kelabu resah bersama gelisah menuai banyak kontroversi, Tak ingin mengerti dan ingin menjauh pergi. Duhai rindu kenapa kau ingin mengusik hatiku yang sedang sibuk menggapai mimpi, menggapai impian yang lama telah bersua dalam kalbu ini.

Namun taukah kau rindu, kadang aku bahagia kau menggampiriku, ketika bayangan dan suara tawanya yang manis hadir dilangit-langit kamarku, sebelum aku jatuh tertidur dalam buaian mimpi indah. aku juga suka kau hadir menemuiku ketika kata orang saat kau sedang merindui seseorang, seseorang itupun sedang merindukanmu. Apakah ia? Jika ia, kembali aku menikmati rindu, menikmati dalam rindu ilusi. Rindu kepada pemilik harapan impianku, seseorang penyayang yang begitu kuat dan cintanya kepada kami karena mencintai tuhannya. Menjadikanku bidadari dunia akhirat yang paling beruntung, Umi dari mujahit-mujahidahnya.

Dalam temeram sorot cahaya senja dengan alunan irama yang mengetarkan jiwa, rindu ini datang beralasan. Saat aku tidak ingin hidup sia-sia. Saat aku takut menambah dosa. Aku memilih satu hal merindukanmu yang entah dimana.

Sudah kah kau paham maksud dari kata rinduku ini? Semoga saja. Atau aku berharapa, semoga kau tak paham saja karena biar aku saja yang memahaminya dan mereka yang merasakannya.

                        Dalam hembusan angin yang manja
                             Lhokseumawe, 13 Juli 2017


Minggu, 20 Agustus 2017

Screet Admirer



                               Screet Admirer

Kadang hanya dengan bisa menatapmu dengan penuh senyuman adalah hal yang terindah bagiku, meski aku tahu senyuman itu bukanlah untukku, tapi setiap seyuman manismu itu mampu melelehkan hatiku, meleleh..hah..hatiku kadang beku ketika rindu . hihi


Kisah cinta secara rahasia, yah, begitulah. Kadang, kita mengagumi seseorang yang tanpa kita tahu alasannya dengan pasti, tidak tahu mengapa tiba-tiba seseorang itu hadir dan mampu mencuri hati.    
Siapa ni, yang pernah menjadi pengagum rahasia? Hayyo, siapa? yah, perasaan yang punya banyak rasa asam, manis, asin dan begitu rame rasanya (Kaya iklan permen n**o aja) iklan pas aku masih bocah dulu yang lebih sedikitnya begitu rasanya menjadi pengagum rahasia.
Kadang seru sih punya seseorang yang kita kagumi dalam rahasia, kita-kita yang tiba-tiba kepo, tiba-tiba bisa tersenyum bahagia hanya karena bisa melihat sang pujaan walaupu kita jelas tahu senyumnya itu bukan untuk kita, tiba-tiba yang terbakar cemburu karena melihat sang pujaan dekat-dekat dengan orang lain-lain, tiba-tiba ngambek sedih tidak jelas begitu. Hah semua tentang menjadi pengagum rahasia.
Menjadi pengagum rahasia itu sejuta rasanya, jadi teringat pas pertama masuk pesantren waktu SMA dulu, jadi ceritanya waktu itu pesantren udah pada sepi karena libur puasa, tapi aku tidak lansung pulang karena belum dijemput, jadilah tinggal aku bersama beberapa orang di pesantren itu, pesantren yang begitu masih baru bagiku. Saat itu aku sedang wudhu untuk shalat ashar di tempat wudhu biasanya,  sendiri, masih mencoba menata ssuasana kacau balaunya hati karena tak kunjung dijemput pulang, tapi tiba-tiba seseorang dibalik Mushalla muncul dengan gaya yang tidak biasa, dengan gaya casual lengkap dengan kacamatanya yang keren, semakin mendekat.
Berjalan dengan perpaduan antara gaya harry potter dan Justin Bieber, sambil bernyanyi mulutnya terus merapalkan lagu-lagu justin bieber favoritku” never say, never say never never , I never say never....” Begitulah kira-kira nyanyiannya.
Gaya rambutnya yang terurai di hembuskan angin, uhh..keren sekali,  ya Allah siapa namanya? Lengkap dengan peci hitam bergambar tanah rencong,  lumayan membuat angin asar menjadi begitu lembut turun bermelodi saat itu. hihi.
Sejenak dia membuat aku lupa tentang kesalnya aku karena belum juga di jemput. Hahah.. Harry Potter versi Sholeh itu berjalan semakin mendekat menemui seseorang cewek yang menggunakan lensa, tidak kalah menariknya dengan dia. Yahh, aku mulai gusar, bertanya-tanya siapa cewek itu, apalagi cewek itu bergaya sok-sok manja dengan harry potter.
Dan usut-usut punya usut ternyata cewek tinggi berlensa dan bermuka barbie itu adalah adiknya,  resmilah dia menjadi haary potterku, selain aku mengaguminya karena kacamatanya, dia sekilas bagiku mirip sekali dengan harry potter, tokoh ajaib yang menjadi idolaku karena kacamatanya dan karakternya, apalagi menurut kabar tu cowok punya segudang prestasi di sekolah maupun di pesantren (Oh Wonderful). Kebayang deh, udah pintar ganteng, sholeh, tajir, lengkap deh.. pasti yang naksirnya segudang tuh kan ya..! ya karena itu, cukuplah aku menjadikannya saja sebagai Sholeh Harry Potter.
But, pahami menjadi seorang pengagum rahasia bukan bearti lansung bisa disebut jatuh cinta ya, kamu setuju? Kalau gak gak usah lanjut baca ini, ditakutkan nanti jadi laper, eh baper hai..”
Just kagum, tapi emang benar tu cowok memang bener mirip harry potter deh bagiku, apa karena kacamatanya ya, secara kadang aku selalu salah fokus kalau ngeliat cowok sama kacamata, pasti semuanya mirip harry potter atau sejenisnya lah, seringkali jatuh kagum sama kacamatanya bukan sama orangnya, dan kasus ini masih berlaku sampai sekarang (Tepok jidat) tapi sekali lagi Cuma kagum aja, karena aku masih dengan prinsip yang sama, yaitu gak akan jatuh cinta sebelum sah. Ini jujur lho, apalagi saat itu, aku terlalu sibuk untuk jatuh cinta, maksudnya bukan sibuk ngehandle project PT yang beratus-ratus, tapi sibuk mikirin kelangsungan hidupku kedepannya padahal saat itu masa putih abu-abu yang seharusnya menjadi masaku menggebu-gebu ya kan? Tapi jujur beberapa orang yang aku jadikan screet admirer itu hanya sekilas kagum saja, tidak lebih, termasuk si Sholeh Harry Potter ini dan si Profesor krisis itu.
Sama, si profesor krisis itu juga screet admirer aku di SMA, profesor anak kelas tiga yang menjadi kakak panitia aku sewaktu ospek yang lagi meluk tiang bendera pas aku dikerjaain sama kakak senior buat ngengombalin abang-abang panitia yang terganteng yang ada disana, nah kebutulan tuh, abang itu posenya lagi cocok, meluk tiang bendera (Nampak kali kejombloaannya) nah, Kebetulan saat itu menu nasi kami adalah ikan asin, jadilah aku beraksi dengan ikan asin.
“Bang tau gak?
“enggak” jawab abang itu dengan muka polos dan tidak berdosa.
“Tadi pagi, pas aku goreng ikan asing, aku tidak tahu mengapa aku ngelihat muka abang ada di dalam tempat penggorenganku, aku tidak tahu mengapa, apa aku yang selalu rindu abang atau muka abang yang mirip ikan asin..” hahai rayuan yang membuat tawa hhadirin pecah.
Tapi sebenarnya tu abang-abang pertama gak masuk dengan kategori cowok idaman aku waktu itu, soalnya abang itu ganteng dan gantengnya gak ada kacamata.hihi..dan saat itu aku lebih suka cowok yang berkulit gelap dan gak terlalu ganteng, lebih mengarah  aneh lah, haha. Eitss..bukan bearti aku gak suka ngeliat cowok ganteng,  suka banget sih, sangat suka. Tapi ya begitu deh, aku bukan tipe cewek yang suka pamer dan aku pencemburu kelas atas dan sedikit minder. Ya, apa hubungannya? Jelas sekali ada.
`           pertama kebanyakan dari cewek-cewek masa itu yang aku kenal, lebih suka pemerin cowoknya kalau ganteng, nah, kalau giliran gak ganteng di sembunyiin tu rapat-rapat ke dalam kolom jembatan dan kedua aku pecemburu kuat, cowok ganteng itu kan kamana-mana banyak yang naksir kan ya, nah, nah, gak kuat aku wak kalau cowokku di lirik-lirik orang. Boleh sih lirik-lirik tapi jangan ikutan naksir juga dong.
But itu dulu, sekarang mah masih ada sisanya sih seperti itu, masih suka orang yang sederhana, yang bisa membimbing ke arah jalan kebenaran dalam sulitnya zaman ini, dan yang terpenting akunya nyaman sama dia karena dia yang mencintaiku apa adanya.(EAAKKK).
Sebelum bapak profesor itu seorang kakak panitia yang mengospekku waktu itu pernah sesuatu netap dihatiku. Tahu kenapa? Alasannya mungkin terdengar lucu, karena dia gak ganteng, sok pintar, sok tegas menurut penilaian teman-teman ospekku yang lain waktu itu, dan menurut hasil risetku tidak  ada seoarng pun dari mereka yang mengidolakan dia. Tapi lain dengan aku yang lansung kepincut lewat teriakannya, “Tundukk kalian” ketika mengerjai teman-teman seangkatan ku yang lagi ulang tahun, dengan suara kasar dan ekpresi muka yang masih aku ingat. Khas sekali. Dan bukannya ketakutan karena penuh drama waktu itu, aku malah terpana melihatnya..(Oh tidak) aneh sih tapi ya begitu juga kenyataannya.
Dan selanjutnya si Mr. Profesor yang akhirnya menggantikan posisi si “Tundoek kalian itu” karena aku yang hobi ke perpustakaan sekolah itu sering juga melihat dia ke perpustakaan sekolah, bebebarapa kali mendengar dia juga ikut mengomentari buku-buku bacaan mereka berasama teman-temannya, dan aku yang menjadi penguping di sebelahnya, oh ya aku juga sering disenyumin dia kalau lagi berpaspasan dan cerita positif tentang dia yang tidak pacaran, alim dan pintar dari kakak yang satu kamar denganku menambah poin plus kekagumanku untuk dia, hingga suat hari akhirnya aku menemukan nama facebooknya di bekas potongan koran yang membungkus belanjaan teman sekamarku.
Facebook saat itu masih pasif di lingkugan kami, bisa hitungan jari yang menggunakannya saat itu, termasuk aku salah satunya. Nah, kesempatan, aku mengambil koran itu dan aku bawa pulang lansung bereaksi lewat facebook dan disanalah aku pertama kali menyapa dia dengan sapaan “Hai” tapi Cuma cukup di hai, saja, internet hape jadul itu tidak bisa berfungsi lagi.
Sebulan kemudian aku melihat balasannya “hai juga” selanjutnya begitu seterusnya dan seterusnya. Hah screet admirer yang di dukung dengan internet rajanya kura-kura. Dan untuk selanjutnya dia hanya menjadi screet admirer saja, hanya kagum dengan cerita beberapa orang yang dekat dengan dia, dan meski aku mengagumi para Screet admirer itu, aku tidak menyebut jatuh cinta kepada mereka karena aku hanya mengagumi dan tidak lebih, mengagumi karena kelebihannya, mengagumi karena uniknya dan mengagumi karena sikapnya.
Tapi ya, selebihnya itu hanya cerita saja, cerita yang tidak pernah aku ungkap sebelumnya dan selebihnya ada beberapa orang lagi yang aku kagumi juga, ya masih sama bukan karena fisik tapi kerana sifatnya yang sederhana, sederhana dan natural. Karena bagiku yang sederhana itu pasti memiliki sesuatu yang istimewa dalam hidup yang kadang serba keterlaluan ini.
Dan ya, mengagumi seseorang itu secara rahasia adalah hal yang wajar tentunya dan  itu di alami oleh semua orang, termasuk ketika baru-baru masuk universitas, beberapa teman masih terjangkit dengan virus screet admirer dengan segala macam versinya, ada yang masih dengan versi anak SMA yang malu-malu, keringat dingin pas ketemu ada juga yang lansung ngechat dengan berbagai alasan modus lainnya. Dan entahlah, tapi ya sebagai penutup, bijaklah untuk mencari screet admirer, karena secara tidak lansung sosok yang kita kagumi itu bisa jadi adalah cerminan diri kita, paham maksudnya kalau tidak ya nanti lain kali kita bahas cerita screet admirer di postingan selanjutnya.




Salam Ceria
Lhokseumawe 15 Agustus 2017





Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...